4 Fakta temuan revolusioner baterai smartphone dengan 'pemadam api'
Tamoranews.com - Dalam beberapa bulan terakhir, betapa berita tentang meledaknya baterai Samsung Galaxy Note 7 sangat mendominasi berita teknologi. Bahkan banyak sekali berita serupa yang muncul namun dengan perangkat lain.
Hal ini menggugah para peneliti dan ilmuwan untuk membuat baterai yang tak bisa meledak. Ternyata baterai semacam ini telah dikembangkan oleh sekelompok peneliti.
Dilansir dari Daily Mail, para peneliti dari Stanford University mendesain baterai yang di dalamnya terpasang 'pemadam api' untuk menghentikan kandungan yang mudah tersulut api di dalam baterai untuk terbakar.
Berikut fakta-faktanya.
1. Baterai memang mudah terbakar
Baterai yang kita gunakan sehari-hari adalah baterai Lithium-ion, yang ada di dalam laptop, smartphone, dan berbagai produk elektrik yang bisa dicas. Bagaimana tidak, Lithium-ion memang adalah baterai yang paling praktis karena rechargeable dan tersedia dalam ragam pilihan kapasitas.
Di sisi lain, ternyata baterai semacam ini sangat mudah terbakar. Memang hal ini terjadi dalam kondisi yang sangat jarang terjadi. Namun ketika baterai terbakar, api yang muncul cukup ekstrem layaknya ledakan.
Terlebih lagi baterai semacam ini sangat sensitif terhadap temperatur tinggi. Panas bisa membuat bahan dari baterai kualitasnya menurun dan terbakar. Hal ini dikarenakan baterai Lithium-ion mengandung cairan elektrolit yang sangat mudah tersulut api, dan kondisinya disimpan dalam tekanan tinggi dalam bungkus baterai.
2. 'Pemadam api' dalam baterai
Untuk pemadam api, tidak benar-benar digunakan pemadam api. Alih-alih, para peneliti menggunakan komponen bernama Triphenyl Phospate, yang mampu memadamkan komponen yang mudah tersulut api.
Lithium-ion biasanya terdiri dari dua elektroda yakni positif dan negatif, serta cairan atau gel elektrolit yang membawa partikel daya. Baterai ini akan dengan mudah memanas jika kita terlalu lama mengisi daya, ada arus pendek atau korslet, serta terkena paparan fisik seperti ditusuk. Jika gangguan di baterai cukup parah, temperatur bisa mencapai 150 derajat celcius dan meledak.
Komponen Triphenyl Phospate untuk memadamkan api baterai 2017. |
Namun dengan teknologi baru ini, ketika baterai mencapai temperatur 150 derajat celcius, lapisan plastik fiber yang membungkus komponen Triphenyl Phospate tadi akan meleleh dan komponen tersebut memadamkan potensi api.
3. Api bisa padam dalam 0,4 detik saja
Dalam uji coba pertama, peneliti menemukan bahwa komponen pemadam api tersebut dapat memadamkan potensi api dari memanasnya elektrolit hanya dalam waktu 0,4 detik saja.
Teknologi pemisah komponen pemadam dan elektrolit ini berupa lapisan fiber yang dimanfaatkan untuk baterai ini, baru berhasil diterapkan pada baterai ukuran kecil. Menurut para peneliti, masih butuh waktu uji coba untuk secara efektif diterapkan pada baterai berukuran besar.
4. Jika ledakan berhasil dicegah, kinerja baterai akan menurun
Terdapat sebuah lapisan plastik fiber yang memisahkan komponen pemadam api dan elektrolit. Lapisan ini menjaga kedua komponen ini bersentuhan, kecuali kalau baterai sampai pada temperatur 150 derajat celcius.
Permasalahannya hanyalah jika sudah meleleh, komponen pemadam api ini sangat mengurangi kinerja baterai untuk pemakaian normal.
© TAMORANEWSCOM